Begitu pesatnya perkembangan IT di Indonesia tentunya akan diikuti
perkembangan internet yang merupakan salah satu pendukung dari IT itu
sendiri. Menurut pemerhati IT, Michael S Sunggiardi, dari hasil
risetnya, masyarakat Indonesia yang kini berjumlah sekitar 230 juta
jiwa, 80 juta pengguna diantaranya sudah memanfaatkan teknologi
internet. Namun, dari jumlah tersebut ada sekitar 70 juta pengguna yang
merupakan pelanggan internet mobile.
Sebagian besar masyarakat Indonesia mengenal internet untuk pertama kali bukan melalui sebuah perangkat PC ataupun laptop, melainkan melalui handphone. Karena hal itulah sebagian besar pengguna internet di Indonesia menggunakan internet hanya untuk chatting dan mengakses jejaring sosial. Hal itu bisa dibuktikan dengan masyarakat Indonesia yang menjadi pengguna Facebook terbesar kedua di dunia dan pengguna Twitter terbesar ketiga di dunia.
Effective Measure, sebuah lembaga pencatat traffic internet, menemukan sejumlah keunikan pengakses internet dari Indonesia. Menurut lembaga yang berbasis Melbourne, Australia, itu, pengakses internet di Indonesia mayoritas berumur 25 sampai 30 tahun, yakni sekitar 25 persen.
Robin Muliady, Senior Business Development Manager Effective Measure-Indonesia, mencatat selama bulan Januari 2012, terdapat 36 juta unique browser di Indonesia. Dari jumlah itu, 10,3 persen diakses dari mobile phone.
Pada perkembangan selanjutnya, masyarakat Indonesia seharusnya lebih cerdas dalam menggunakan internet. Walaupun saat ini penetrasi penggunaan internet untuk edukasi dan bisnis juga cukup pesat, tetapi melihat fenomena mayoritas pengguna internet hanya untuk chatting dan jejaring sosial, harusnya bisa bersikap lebih bijak. Apalagi, masyarakat Indonesia terlalu adaptif dalam mengadopsi teknologi yang datang, khususnya dari luar negeri. Menurut Michael S Sunggiardi biasanya teknologi yang tidak laku di luar negeri, ternyata justru malah laku di sini.
Sebagian besar masyarakat Indonesia mengenal internet untuk pertama kali bukan melalui sebuah perangkat PC ataupun laptop, melainkan melalui handphone. Karena hal itulah sebagian besar pengguna internet di Indonesia menggunakan internet hanya untuk chatting dan mengakses jejaring sosial. Hal itu bisa dibuktikan dengan masyarakat Indonesia yang menjadi pengguna Facebook terbesar kedua di dunia dan pengguna Twitter terbesar ketiga di dunia.
Effective Measure, sebuah lembaga pencatat traffic internet, menemukan sejumlah keunikan pengakses internet dari Indonesia. Menurut lembaga yang berbasis Melbourne, Australia, itu, pengakses internet di Indonesia mayoritas berumur 25 sampai 30 tahun, yakni sekitar 25 persen.
Robin Muliady, Senior Business Development Manager Effective Measure-Indonesia, mencatat selama bulan Januari 2012, terdapat 36 juta unique browser di Indonesia. Dari jumlah itu, 10,3 persen diakses dari mobile phone.
Pada perkembangan selanjutnya, masyarakat Indonesia seharusnya lebih cerdas dalam menggunakan internet. Walaupun saat ini penetrasi penggunaan internet untuk edukasi dan bisnis juga cukup pesat, tetapi melihat fenomena mayoritas pengguna internet hanya untuk chatting dan jejaring sosial, harusnya bisa bersikap lebih bijak. Apalagi, masyarakat Indonesia terlalu adaptif dalam mengadopsi teknologi yang datang, khususnya dari luar negeri. Menurut Michael S Sunggiardi biasanya teknologi yang tidak laku di luar negeri, ternyata justru malah laku di sini.
Perkembangan internet di Indonesia semakin tahun semakin berkembang pesat,
yang di pengaruhi banyak factor
globalisasi, sehingga memaksamasyarakat Indonesia harus berfikir aktif
dan kreatif dalam menghadapi persaingan tersebut.di dalam penggunaan
internet terdapat beberapa kategori antaralain :blog ,email,
informasion. Download dan masih banyaklagi,nah yang paling mencenagkan
adalah pengguna situs jejaring social seperti facebook, twitter dan
lain-lain.Data terbaru tahun 2011 menunjukkan bahwa Indonesia menjadi
peringkat kedua setelah United States jumlah pengguna facebook
terbesar.Sebagai referensi dapat di lihat dihttp://ezrasihombing.blogspot.com/2011/02/asia-afrika-pusat-pertumbuhan-facebook.html
Berdasarkan reset yang dilakukan oleh Yahoo bekerja sama dengan TNS
tahun 2010,tercatat bahwa lonjaakan pengguna internet via ponsel di
Indonesia meningkat tjam dari tahun 2009 yang sebesar 22% menjadi 48% di
tahun 2010.Yang ditunjang dengan farif provider yang semakin murah dan
memperluas jaringan sehingga terjadi lonjakan angka tersebut.Terjadu hal
demikian karena pengguna perangkat ponsel lebih mudah digunakan
dibandingkan menggunakan computer atau perangkat jinjing lainnya.Keadaan
ini dapat menjadi peluang bisnis yang bagus bagi pihak yang berbisnis
online melalui internet, serta memberikan manfaat yang banyak bagi
kantor dan perusahaan bisnis.Bahka sekarang tidak hannya operator pulsa
saja yang menawarkan produknya bahkan iklan dari penjual barang mewah
seperti perhiasan sampai jualanan makanan ringan sudah mempublikasikan
produk mereka di internet
Nah dari manfaat yang didapatkan,teknologi informasi mulai digunakan
dan diterapkan untuk membantu operasional dalam proses bisnis.Misalkan
perusahaan dalam memberikan pelayanan ke pada pelanggan dengan
menyediakan informasi jasa dan produk yang ditawarkan tanpa dibatasi
ruang dan waktu.
Mereka yang menerti bisnis dapat melihat peluang yang baik pada dunia
bisnis online.Karena banyak keunggulan atau keuntungan di dalam bisnis
secara online,Berbisnis online hanya dengan computer dan koneksi
internet,tidak perlu membayar karyawan dan masih banyak lagi
keuntunngannya.Jadi Teknologi informasi sangat berperan penting didalam
perkembangan bisnis online di Indonesia yang juga dapat meningkatkan
perekonomian di indonesia
E-Commerce di Indonesia sedikit-banyak tentu terkait
dengan perkembangan e-commerce di negara-negara maju, misalnya seperti
Amerika Serikat. Dengan ribuan inovasi cara belanja yang dihadirkan para
merchant, warga AS semakin dimudahkan mendapat barang yang mereka
inginkan secara mudah, cepat, dan aman. Namun pertanyaannya, samakah
kondisi tersebut dengan penerimaan e-commerce di Indonesia?
Lebih dari 10 tahun terakhir para merchant dan punggawa bisnis IT di
Indonesia terus menaikkan kemampuan masing-masing dalam hal kemudahan
dan inovasi transaksi. Anda yang sebelumnya tidak dapat membeli produk
secara online, dimudahkan dengan beragam pilihan produk. Lalu Anda yang
sebelumnya harus mengontak merchant demi membeli produk, belakangan
cukup dilakukan dengan mengisi formulir tertentu, dan produk dapat Anda
terima tanpa perlu mengangkat telepon sekalipun.
Perkembangan e-commerce di Indonesia yang terus
menanjak ini, tentu berkaitan erat dengan daya dukung dunia IT sendiri.
Beberapa faktor seperti semakin murahnya harga akses internet, kesiapan
perbankan memberikan layanan internet banking, biaya sewa hosting yang
semakin murah, tingginya pengguna forum internet maupun jejaring social,
sampai semakin mudahnya pembangunan website e-commerce di Indonesia dengan dukungan open source seperti osCommerce, Magento, dll.
Namun demikian, benarkah pasar e-commerce di Indonesia
dapat menyerap seluruh fitur unggul tersebut sebagai sistem jual-beli
yang dilakukan “murni oleh sistem?” Karena dengan kemampuan penyerapan
ini, barulah pasar e-commerce di Indonesia benar-benar dapat berjalan dengan baik untuk mengganti cara belanja konvensional yang selama ini masih digunakan.
Mengutip Detik.com,
Chairman Sharing Vision Dimitri Mahayana dari Lembaga Riset Telematika
Sharing Vision menyatakan bahwa perdagangan melalui internet di
Indonesia pada 2009 telah mencapai 3,4 juta dolar atau setara dengan Rp
35 triliun. Jumlah ini tentu sebuah angka fantastis yang menunjukkan
potensi besar dari sistem e-commerce di Indonesia.
Namun jika melihat angka penjualan ritel e-commerce di Amerika , pada kwartal I 2010, capaian e-commerce di Indonesia
tersebut hanya mampu mencapai 10 persen dari total transaksi yang
terjadi di AS, atau sejumlah 34 miliar dolar. Apakah perbandingan ini
relevan kita gunakan, atau justru tidak sama sekali?
Menurut Head of Investor Relations MNC Online Division David Audy,
para pengguna internet di Indonesia masih harus mengalami “penyesuaian”
booming internet dengan sistem e-commerce di Indonesia.
Dengan kata lain, calon pembeli masih membutuhkan edukasi transaksi
online agar benar-benar yakin untuk membelanjakan uangnya secara online
yang menyuguhkan kemudahan sekaligus aman.
Faktanya, jumlah penjual dan pembeli online di Indonesia memang terus meningkat dari waktu ke waktu. Dari pantauan cepat, DTO
memperkirakan bahwa jumlah penjual online dan pengguna internet lain
adalah 1:500 orang, atau 1 orang merchant setiap 500 orang pengguna
internet. Asumsi ini tentu dapat menjadi tolok ukur lain potensi e-commerce di Indonesia yang masih menyisakan peluang besar.
Namun menurut David, para merchant online perlu lebih “jor-joran” mengenalkan sistem e-commerce di Indonesia.
Dengan pasar pengguna internet yang diperkirakan berjumlah 35-50 juta
pengguna, merchant tak hanya perlu mengenalkan sistem e-commerce pada
calon pembeli online, tetapi juga menarik calon pembeli offline lewat
promosi dan edukasi pasar.
- Indonesia mengalami peningkatan pengguna Internet sebesar 32 % pada tahun 2010, paling tinggi perkembangannya di antara negara Asia Tenggara lainnya
- Total pengguna Internet di Indonesia pada Desember 2010 adalah sebanyak 8,6 juta pengguna
- Pengguna Internet di Indonesia kebanyakan adalah pengguna berumur 15-25 tahun (40% total pengguna Internet Indonesia)
- Lama penggunaan Internet per pengguna di Indonesia adalah 14,8 jam, paling rendah di antara negara Asia Tenggara lainnya
- Pengguna Internet laki-laki lebih lama online di Internet daripada perempuan di Indonesia (dengan perempuan menguasai 36% pasar Internet Indonesia)
- Penetrasi jejaring sosial (terutama FaceBook) di Indonesia mencapai 90%
- Indonesia adalah negara ke-8 tertinggi untuk penetrasi FaceBook di dunia
- 21% pengguna Internet di Indonesia mengakses website Twitter pada Januari 2011, menempati urutan ke-4 di dunia untuk penggunaan Twitter
- Pengakses website yang menyajikan fitur sharing foto (terutama FaceBook) mencapai 90% di Indonesia
- Penetrasi situs travel di Indonesia sebesar 22% di tahun 2010 (meningkat 42% dibanding tahun 2009)
- Penetrasi situs ritel di Indonesia sebesar 50% di tahun 2010 (meningkat 20% dibanding tahun 2009)
- Pengguna online banking di Indonesia meningkat 72% pada tahun 2010 (mencapai 749 ribu pengguna unik)
- Online banking yang paling banyak diakses di Indonesia adalah: bankmandiri.co.id, bni.co.id, dan citigroup
- Penetrasi situs multimedia di Indonesia mencapai 55%, menurun 1% dibanding tahun 2009
- Penetrasi situs blog di Indonesia mencapai 68% pada tahun 2010, meningkat 8% dibanding tahun 2009 dan merupakan penetrasi paling besar di antar negara Asia Tenggara lainnya
- Pangsa pasa Google search di Indonesia mencapai 85% dan rata-rata search per pengguna di Indonesia mencapai 91,4
sources : perkembangan internet indonesia
No comments:
Post a Comment